Minggu, 25 Maret 2012

Desember [ Part 2 of 2 ]

Apa yang terjadi dengan Kania ? Apa dia sakit ? Aku mulai panik dan memutuskan untuk pergi ke rumahnya .


Aku mengetuk pintu rumah mungil bercat soft purple , warna kesukaan Kania .
“tok.. tok… tok… permisi “mengetuk pintu coklat itu sebelum akhirnya seorang wanita paruh baya bertubuh semampai dan berparas anggun

Hampir 10 kali aku membuka pintu itu .
“Ya ? Anda siapa dan ada apa ?”
Memang ini kali pertama aku datang ke rumah ini walaupun  sudah hampir 1 tahun aku mengenal kania .

“permisi , saya datang ke sini untuk mencari Kania tante “
“Oh Kania sedang tidak ada di rumah , em kamu siapa ?
“Saya Richi tante , tadi di sekolah saya tidak bertemu Kania , saya khawatir dan berpikir Kania sakit lalu….” Aku terdiam sejenak .
“Lalu ? tanya wanita itu menunggu .
“Lalu saya memutuskan untuk datang kesini tante “ aku menjawab dengan senyum yang sedikit memaksa . Tante itu yang notabenenya adalah ibu Kania menatapku dan tersenyum .
“Aiih nak , untuk saat ini kamu tidak usah khawatir dan mungkin besok dia akan berangkat sekolah untuk…” Ibu Kania tampak sedang befikir

“…. ahh sudahlah , jadi kamu lebih baik pulang ke rumah karena Kania mungkin akan pulang malam “
“Ahh baiklah tante , saya pulang dulu permisi .”

Aku masih bertanya tanya apa maksud perkataan tante ? Kenapa Kania tidak berangkat sekolah tadi ? Kania sedang pergi ? Benar ya benar , tapi kemana ? Dengan siapa ? Ah sepertinya keatanganku kemari semakin memperumit masalah ini . sekarang kepalaku dipenuhi pertanyaan pertanyan yang membuat aku pusing .
“arrrghhhh “ aku mengerang kepalaku seakan sudah tidak mampu berfikir lagi , aku ingin pulang .

Secepat mungkin aku menyusuri koridor kelas yang gelap dan lembab . aku langsung menuju kelas paling ujung , ya kelas Kania nothing else !

Mataku menyelusuri seluruh penjuru kelas , 1 kali , 2 kali ,3 kali dan hasilnya NIHIL . aku tetap saja tidak menemukan gadis manis yang telah mengisi lubang kehampaan yang di tinggalkan Carissa . Aku memutuskan untuk menunggu di depan kelas . Hampir setengah jam aku menunggu , aku tidak mempedulikan tatapan menyelidik dari murid murid yang berlalu lalang .
“krrrriiing …. kriiing …” bel sekolah pun berbunyi , aku masih enggan beranjak dari tempat itu sampai akhirnya aku menemukan sosok yang aku tunggu . Senyum yang semula melekat dibibirku kini lenyap seketika . what happened with Kania ? langkahnya gontai , wajahnya pucat dan aku tidak bisa melihat senyumnya , hal yang telah memberikanku kekuatan dan semangat untuk tersenyum dan untuk menjalani hidup .
“KANIAA !!!!!!!” aku berteriak , aku mengabaikan segala pertanyaan yang berkecamuk dalam benakku .

“hey “ dia tersenyum , tapi jelas terlihat sepercik kesedihan di sana .
“ngg, kemarin kemana ? aku nyariin kamu lho “ aku berbicara seolah olah tidak ada yang terjadi .
“hee ? mm nggak ada apa apa kok . ada masalah kecil J”

“aah iya deh “suasana hening beberapa saat dan aku memutuskan untuk mengakhiri keheningan ini .
“richi aku mau ngomong….
“kania aku mau ngomong …
Aku dan kania berbicara bersamaan
“em baiklah kania , nanti pulang sekolah ada waktu kan ?”
“tentu “
Aku pun bergegas menuju kelasku . Hatiku berdesir mengingat aku akan menyatakan perasaanku padanya siang ini , tapi di sisi lain ada kebimbangan di sini . Sepanjang mengikuti pelajaran tak satupun materi yang masuk di otakku . karena otakku sudah dipenuhi oleh Kania . Mungkin saat ini perasaanku tidak bisa digambarkan dengan kata kata , dengan tulisan , dengan lukisan atau apalah . Dan yang tau tentang perasaanku ini hanya hatiku dan Kania , tapi nanti…..
“kriiiinnnng … kriiiiiinnnng “ bel pulang sekolaah berbunyi . Hmm senyumku kembali mengembang , aku bergegas menuju kelas Kania .

Kami berjalan dengan canggung menuju taman . Ah aku tidak suka suasana seperti ini . Seperti biasa kami duduk di bangku ujung taman , tempat yang biasa kami tempati . Aku dan Carissa juga aku dan Kania .
10 menit berlalu tidak terdengar suara apapun . 30 menit berlalu kami masih duduk dalam diam , sibuk dengan pikiran masing masing . Baiklah aku sudah tidak tahan .
“Kania …”
“hmm ?”

“Ada hal yang ingin aku bicarakan tentang…” kalimatku terdengar menggantung .
“Tentang ?” dia menatapku dengan perasaan yang sama binngungnya denganku .
“… tentang ini” kataku sambil menempelkan jari telunjuk di dadaku .
 Kania secepat kilat menggalihkan pandangannya seolah tau apa yang ingin ku katakan . Kania tetap tak bergeming . Aku meraih tangannya , aku tau dia akan menolak tapi aku harus melakukan ini .

“Kania aku mohon dengarkan aku !”
“Please Kania , look at me” nada suaraku melemah . Akhirnya dengan ragu ragu dia menatapku .
“Richi please , aku udah tau apa yang mau kamu omongin”
“So ?”

“So… eng I can’t I’m sorry “
“Why ?” dia kembali memalingkan wajahnya .
“Because I don’t love you !” kata kata Kania bagai petir yang menyambar disiang bolong .

“Hey ?”
“Please Richi , terima keputusanku !”
“Okay fine ! tapi tatap mataku Kania !” suaraku terdengar marah bercampur sedih . aku memegang bahunya dan memaksanya mentapku , tapi dia tetap menunduk .
“Kania please . If you don’t love me , say that once again and see my eyes . See my eyes Kania !”
Kania terihat menghela nafas dan beranjak dari tempat duduk , dia berdiri dihadapanku . Tanganku masih menggenggam lengannya .
“Okay okay , actually I love you but I don’t wanna hurt you . I will leave you Richi , I will leave you” dia berjalan meninggalkanku . Aku terus menatap tubuh mungil gadis yang aku cinta yang perlahan mulai menjauh , tapi dia berhenti dan…
“Richi besok aku akan pergi ke Korea , good bye” jelas sekali kesedihan dalam nada suaranya . Dia kembali berjalan dan aku sadar dia akan meninggalkanku , MENINGGALKANKU !

Aku masih tak bergeming , tak bisa melakukan apa pun . “I will leave you” kata-kata Kania terus menari-nari di  telingaku . Aku hanya mampu melihat siluet Kania yang perlahan mulai menjauh dan memudar . Otakku perlahan mulai mencerna , mulai memahami apa yang sedang terjadi . Ucapan Ibu Kania , ya Kania memang hari ini pergi ke sekolah tapi bukan untuk belajar , tapi untuk mengambil berkas-berkasnya dan meminta surat pindah . Dan kemarin dia memang pergi , tapi dia tidak berkencan , dia meminta passport dan visa . Yang terakhir dia juga mencintaiku , tapi dia akan meninggalkanku . Ketiga hal itu terus berputar-putar di kepalaku .

Sudah 2 jam sejak Kania meninggalkan tempat ini . Hari mulai gelap , sang mentari perlahan ikut meninggalkanku . Awan tertutup mendung , aku merasa seolah-olah semuanya meninggalkanku . I feel so lonely . Tetes hujan mulai berjatuhan , butirannya mulai menetes di wajahku . Dingin , ya sedingin hatiku . Aku tersenyum sinis , menertawai diriku sendiri . Aku merasa menjadi orang paling bodoh , paling tolol sekarang ini .

Aku berjalan pulang , langkahku gontai . Aku tidak menyangka akan merasakan perasaan ini untuk kedua kalinya . Perasaan yang sangat aku benci .Satu kata yang membuat duniaku berubah 180̊ Aku tidak peduli dengan orang orang yang menatapku penuh selidik , yang ada dipikiranku aku ingin segera sampai rumah . Aku ingin tidur , merbahkan tubuh , penderitaku dan semua masalahku .
Aku membuka pintu rumah tanpa menutupnya kembali .

“Richi , kamu kenapa sayang ? Kenapa baru pulang ?” aku tidak memperdulikan kata kata Mamah .
Aku hanya tersenyum tipis lalu menyusuri tangga menuju kamarku . Tanpa pikir panjang aku langsung merbahkan tubuhku di ranjang king size bersprai blue ocean , warna kesukaanku . Mataku terasa berat , perlahan aku mulai memejamkan kedua mataku . Hanya ada satu harapanku malam ini , agar aku bisa melihat senyum Kania lagi , berharap kejadian tadi hanya mimpi dan semuanya akan baik baik saja saat aku bangun pagi nanti , that’s enough !

Pancaran surya yang perlahan menyelinap masuk diantara lubang lubang ventilasi jendela kamarku . Sengatan sinarnya seolah memaksaku untuk membuka mata dan kembali ke dunia nyata .
 “Ah sudah jam berapa ini ?” aku memaksa untuk bangun setelah menyadari ini sudah kelewat lama ku tidur dan hasilnya kepalaku malah terasa pusing .

Aku duduk di tepi ranjang , mataku masih menerawang , menatap nanar figura yang berisi fotoku dan Kania . Hari ini tanggal 21 Desember , hari dimana aku kehilangan orang yang sangat aku cintai . Dan sekarang apakah aku harus kehilangan satu lagi orang yang aku sayangi di dunia ini ? Tak terasa butiran kristal bening itu mulai mengalir , sesuatu yang sangat tidak ingin aku lakukan . Aku sudah lelah menangis dan satu lagi , aku sudah lelah menderita ! Aku masih tak bergeming menatap foto itu . Pikiranku semakin tak karuan . Haruskah aku melepaskan orang yang aku sayangi ? LAGI ?


“Kejar dia Richi , katakan padanya kau ingin dia tetap tinggal . Atau setidaknya mintalah kepastian darinya !” aku mengangkat kepalaku dan mendapati ibu sudah berdiri di sana . Aku hanya diam seolah tidak mendengar apa yang Ibu katakan , walaupun aku mendengarnya -dengan sangat jelas- .
“Ayolah Richi , apa kau mau membiarkan orang yang sangat kau cintai pergi ? Untuk yang kedua kalinya !”
“Tapi mah….”
“Dengarkan kata hatimu sayang” Ibu tersenyum lalu melenggang meninggalkan kamarku .
Kata-kata Ibuku seperti matahari yang dikirimkan Tuhan untukku , untuk memberiku pencerahan .

Aku segera bergegas keluar rumah dan menunggu taksi . Tidak ada tempat lain yang aku pikirkan selain bandara . Walaupun hanya sedikit kemungkinan , tapi yang aku tau masih ada setitik harapan . Dan kalau aku bisa menemukannya , itu adalah kehendak tuhan . Dan aku hanya membutuhkan sedikit keajaiban , sedikit belas kasihan Tuhan untuk saat ini . Aku bergegas menuju pintu keberangkatan . Mataku menjelajah keseluruh penjuru ruangan , tapi tampaknya sudah tiak ada harapan lagi . Aku nyaris putus asa dan akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri pencarianku , aku berjalan dengan langkah gontai ke luar bandara .
“brruuuukkk “ seseorang menabrakku .

Aku berharap saat aku menengadah yang aku lihat adalah Kania , tapi aku tau itu tak mungkin terjadi . Aku berdiri dan kembali berjalan meninggalkan bandara .
“Richi….” Suara itu , suara yang aku rindukan . Tapi aku tak menghiraukan suara itu , aku pikir aku hanya berdelusi .
“Richi….” Suara itu kembali terdengar . Tidak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa itu suara Kania .
Aku menoleh dengan ragu-ragu . Dan benar ternyata itu memang Kania , gadis yang sangat aku cintai . Perlahan aku berjalan menghampirinya .

“Kania ?”
“Oke… Richi aku cuma mau ngucapin selamat tinggal sama kamu . Lebih baik kamu lupain aku”
“Tapi…”
“Udahlah …”
“Kania tapi aku mencintaimu !”
“I have to go Richi , I’m sorry” dia berjalan meninggalkanku .
“Tapi Kania aku mau menunggumu….” Aku sedikit beteriak karena jarakku dan Kania semakin menjauh .
“SAMPAI KAPANPUN !” teriakku lagi . Dan itu sukses membuat Kania mengghentikan langkahnya . Aku menatapnya nanar , tapi aku sangat yakin dengan apa yang aku ucapkan tadi . Kania berlari dan memelukku .
“Richi , I love you too”
Kata-kata Kania sudah menjawab semua pertanyaanku . Semua beban dan kegelisahan dalam diriku sirna seketika .
Dan seperti janjiku , aku akan terus menantinya sampai kapan pun .
Karena satu hal yang aku yakini benar adalah Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan . Dia juga menganugrahkan cinta dan kasih sayang bagi setiap umatnya . Seandainya Kania adalah jodohku , suatu saat nanti kita pasti akan dipertemukan bagaimanapun caranya . Tuhan selalu punya cara dan rahasia untuk mempertemukan seseorang dengan jodohnya .
THE END
 

Karya : Putri Retno Asih

Share in Facebook : Sini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guestbook