Bersamamu
. Aku Percaya Kamu
.Melebihi Apa Yang Orang Katakan Kepadaku
.Aku Percaya Kamu
.Tak Perduli Apa Yang Orang Katakan Tentang Kamu
.Aku Percaya Kamu
.Hidup Ini Takkan Berarti Tanpa Kau Disisiku
.Aku Percaya Kamu
.Kau Takkan Pernah Berhenti Tuk Selalu Mencintaiku
.Yang Kutahu Kau Selalu Sejukkan Hatiku
.Yang Kutahu Kau Selalu Ada Di Saatku
.Membutuhkanmu Kau Selalu Ada
.Disaatku Rapuh
.Disaatku Jatuh
Menghilanglah dari kehidupanku
Enyalah dari hati yang tlah hancur
Kehadiran sosokmu kan menyiksaku
Biarkan disini ku menyendiri
Pergilah bersamanya di sana
Dengan dia yang ada segala
Bersenang-senanglah sepuasnya
Biarkan disini ku menyendiri
Terlintas keinginan tuk dadapat
Hilang ingatan agar semua terlupakan
Dan ku berlari sekencang-kencangnya
Tuk melupakanmu yang telah berpaling
Disini kembali kau hadirkan
Ingatan yang seharusnya kulupakan
Dan kuhancurkan adanya
Disini kembali kau hadirkan
Ingatan yang seharusnya kulupakan
Dan kuhancurkan adanya
Letih disini ku ingin hilang ingatan
Dia sibuk mencatat tulisan-tulisan yang membeku dipapan tulis
Gerakan tangannya
Kedipan matanya
Bahasa tubuhnya
Tak kulewati sedetikpun
Aku sibuk memperhatikan tingkah lakunya
menggerakkan kepalaku 45 derajat ke arah kiri
hanya untuk menatapnya
Kuperhatikan lagi dagunya yang runcing itu
Sejak tadi ia memegang cuek dagunya
Hidungnya yang mencung bergerak resah
Matanya yang redup sayup menelusup ragu mengikuti gerakan tangannya saat menulis
Pakaiannya sederhana saja
Berwarna putih, berlengan pendek, tipis saja
Wajahnya itu yang tak sederhana!
Tatapanku menyoroti sudut tempat ia mematung
Ia sangat suka mendengar suara guru yang berdesak-desakan di dalam telinganya
rambutnya rapi
poni pendeknya ikut-ikutan menjuntai saat kepalanya menunduk
Aku masih saja sibuk memperhatikannya
Aku masih saja mengabaikan catatanku
Beberapa kali ia memperdengarkan suaranya
Sambil bertanya ini itu
Dia memainkan ballpoint berwarna merah yang setia melekat di jemarinya
Sesekali ia mengarahkan pandangannya
kearahku
Memamerkan lengkungan bibirnya yang terbentuk sempurna menjadi sebuah senyuman
Dia tahu kalau sejak tadi aku memperhatikannya
Sesekali ia mendapatiku memperhatikannya
Sesekali aku membuang muka
seakan-akan aku sedang tak memperhatikannya
Saat kamu semakin sibuk dengan catatanmu
Saat aku masih saja sibuk memperhatikanmu
Ditempatku menatapmu
Menikmati indahmu dari sudut rahasiaku
Memperhatikan bahasa tubuhmu
Melamun dan menyorot pandangan lurus ke arahmu
Melihatmu yang tekantuk-kantuk kala itu
Mengartikan mata bulatmu yang mengatup malu-malu
Hingga kepalamu menunduk mengantuk
Aku hanya menutup mulutku yang tersenyum kecil melihat tingkahmu
Seandainya saat itu aku disampingmu
Aku pasti bisa menikmati raut wajah mengantukmu
Seandainya saat itu aku menjadi teman sebelahmu
Aku mungkin bisa menyadarkanmu dari rasa kantuk itu
Aku akan meremas bahumu dan menyuruhmu kembali memperhatikan guru yang mulutnya hampir berbusa di depan
Sayangnya
Aku disini
disudut yang tak kau ketahui
Aku cemburu pada teman yang duduk disebelahmu itu
Dia bisa terus-menerus menikmati senyummu
Dia bisa terus menerus menyentuh kulitmu
Andai aku disampingmu
Kau pasti akan mengajakku berbicara
Kau pasti mengajakku bertukar pikiran
Kau pasti mengenalku
Kau pasti menatapku
Aku ingin menjadi teman sebangkumu
setelah kupahami
ku bukan yang terbaik
yang ada di hatimu
tak dapat kusangsikan
ternyata dirinyalah
yang mengerti kamu
bukanlah diriku
kini maafkanlah aku
bila ku menjadi bisu
kepada dirimu
bukan santunku terbungkam
hanya hatiku berbatas
tuk mengerti kamu
maafkanlah aku
walau kumasih mencintaimu
kuharus meninggalkanmu
kuharus melupakanmu
meski hatiku menyayangimu
nurani membutuhkanmu
kuharus merelakanmu
dan hanyalah dirimu
yang mampu memahamiku
yang dapat mengerti aku
ternyata dirinyalah
yang sanggup menyanjungmu
yang lama menyentuhmu
bukanlah diriku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar